Salah satu sarana yang dihalalkan yang Islam sangat melarang yaitu bermuka dua. Sungguh sangat disayangkan nasib mereka yang bermuka dua.
Dalam sejarah Islam, yang dimaksud dengan orang bermuka dua ini adalah orang-orang munafik yang mengaku beriman manakala mereka bersama-sama dengan kaum mukminin. Tetapi, ketika kembali kepada kelompoknya, mereka kembali lagi kepada kekufurannya. Mereka ini lebih berbahaya daripada orang kafir yang jelas-jelas menampakkan kekafirannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur`an:
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami telah beriman.’ Dan jika mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’.” (Al-Baqarah: 14)
Imam Muslim Rahimahullah meriwayatkan
dari Yahya bin Yahya, dari Malik, dari Abu Az-Zinad, dari Al-A’raj, dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya, termasuk orang yang
paling buruk adalah orang bermuka dua yang mendatangi mereka dengan satu
muka dan mendatangi yang lain dengan muka lain.”
Dalam riwayat lain
disebutkan, “Sesungguhnya termasuk orang terburuk di sisi Allah pada
Hari Kiamat, adalah orang yang bermuka dua.” (HR. At-Tirmidzi dari Abu
Hurairah)
Maksud “orang yang bermuka dua” dalam
sabda Nabi di atas, yaitu orang yang menyembunyikan apa yang ada di
dalam hatinya ketika bertemu dengan seseorang atau sekelompok orang yang
dia musuhi dengan mengatakan perkataan atau sikap yang berbeda dengan
apa yang disimpan dalam hatinya. Bagaimanapun, orang yang bermuka dua
adalah orang yang sangat berbahaya. Sebab, dia adalah musuh dalam
selimut yang sulit dideteksi atau dibuktikan.
Imam An-Nawawi berkata, “Yang dimaksud dengan orang bermuka dua ini,
yaitu orang yang datang kepada satu kelompok dengan menampakkan
seolah-olah dirinya berada di pihak mereka dan berseberangan dengan
pihak lawannya. Tetapi dalam waktu yang sama, dia juga datang kepada
kelompok lain dan melakukan hal yang serupa.” Dalam konteks sekarang,
orang seperti ini barangkali bisa disebut sebagai oportunis. Orang yang
selalu mencari selamat dan tidak mempunyai idealisme.
Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang bermuka dua dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT, yaitu dengan jalan mena'ati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya..
Amiin ya Rabbal'aalamiin.. ^_^
Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang bermuka dua dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT, yaitu dengan jalan mena'ati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya..
Amiin ya Rabbal'aalamiin.. ^_^
Sumber: Kumpulan dari berbagai sumber bacaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar